KOTA GARAM TANPA LAUT
maskharisma.my.id - Desa Jono Kecamatan Tawangharjo terletak 11 km ke arah
timur (ke arah Kabupaten Blora) dari ibu Kota Kabupaten Grobogan. Kondisi
geografis Desa Jono hampir sama dengan desa-desa lainnya, tidak banyak
perbedaan.
Namun... ada hal yang cukup unik di Desa Jono
tersebut yaitu adanya proses pembuatan garam. Biasanya untuk dapat membuat
garam dibutuhkan bahan baku air asin yang berasal dari air laut tetapi berbeda
dengan di Desa Jono ini. Dalam proses pembuatan garam di Desa Jono ini, sumber
bahan baku air asin diperoleh dari sumber-sumber mata air yang berasa asin
seperti air laut.
Menurut Vera Framegari, S.Kel - Penyuluh Perikanan
Bantu (PPB) Kabupaten Grobogan, Petani Garam di Desa Jono telah tergabung dalam
satu kelompok yang bernama “Manunggal Tirta” dengan anggota sebanyak 53 orang
dan ketua kelompok bernama Suhadi.
Pembuatan garam di Desa Jono ini tidak menggunakan
media tanah seperti halnya membuat garam di tambak garam melainkan menggunakan
media bambu sebagai tempat pembuatan garamnya. Media bambu yang digunakan
memiliki lebar/diameter ± 12 cm dan panjangnya ± 375 cm, bambu tersebut dibagi
menjadi dua.
Sebelum proses pembuatan garam berlangsung maka air
asin yang berasal dari sumber-sumber mata air tersebut ditampung terlebih
dahulu ke dalam bak-bak penampungan, kemudian air asin yang ada pada bak
penampungan diambil dan diisikan ke dalam klakah (batang bambu yang dibelah dua)
dan selanjutnya dijemur dibawah terik matahari selama 7 hari, jika air dalam
klakah berkurang maka ditambah dengan air asin lagi.
Masa panen pada pembuatan garam tersebut sekitar 7
hari dengan hasil produksi sekitar 150 kg. Pada saat wawancara (18/09/2017),
harga garam perkilogram berkisar antara Rp. 7.000 hingga Rp. 8.000 tetapi
terkadang harga garam dapat menembus hingga Rp. 10.000 perkilogram.
Garam – garam hasil produksi Desa Jono masih digunakan
sebagai garam konsumsi dan juga terdapat kandungan iodium dalam garam tersebut.
Air limbah atau sisa produksi garam pun masih dapat dimanfaatkan lagi menjadi
bahan campuran untuk pembuatan kerupuk gendar. Air limbah atau sisa produksi
ini biasa disebut dengan “Bleng”.
Sumber : ppbjateng.com