Anda Panen Apa Yang Anda Tanam

Anda Panen Apa Yang Anda Tanam

maskharisma.my.id - Anda panen apa yang Anda tanam. What You sow is what You reap. Siapa menabur angin akan menuai badai. Siapa menepuk air, terpercik ke muka jua.
Kali ini, kita belajar dua hukum lagi, yaitu hukum korespondensi (Law Of Correspendence) dan hukum penundaan (Law of Delay).
Hukum koresponden mengatakan bahwa segala sesuatu, ada cerminannya. Atau, segala sesuatu adalah cerminan dari sesuatu lainnya. Apa yang ada di dalam, tercermin pada apa yang ada di luar. Apa yang di atas, identik dengan yang di bawah. Apa yang di depan, merefleksikan apa yang di belakang.
Atom-atom di dalam tubuh Anda, punya cara kerja yang sama dengan sistem tata surya. Jika Anda berpikiran negatif, apa yang Anda peroleh dari perbuatan juga akan negatif. Jika Anda sakit kepala, Anda bisa mengobatinya dengan mengurut kaki (akupuntur). Sisi tubuh kanan Anda, tercermin pada telapak kaki kiri Anda (pijat refleksi). Mata kanan Anda, terkait dengan otak yang sebelah kiri dan sebaliknya.
Hukum penundaan mengatakan bahwa dari satu keadaan ke keadaan lainnya, ada penundaan. Hukum ini berkaitan dengan soal waktu. Hukum ini juga berkaitan dengan hukum lain seperti hukum stamina, hukum pertumbuhan, hukum gerak, hukum sebab dan akibat atau hukum aksi dan reaksi, hukum efek kumulatif, dan hukum ritme.
Di dalam setiap upaya untuk menjaga stamina dan kesabaran, terkait persoalan "lebih lama bertahan". Itu artinya, ada selisih waktu alias penundaan.
Di dalam setiap proses pertumbuhan, jelas ada penundaan.
Di dalam setiap gerak, ada pergeseran keadaan. Antara satu keadaan dan keadaan yang lain, ada selisih waktu alias penundaan.
Di dalam setiap proses aksi dan reaksi, atau proses sebab dan akibat, ada penundaan. Sebab mendahului akibat. Sebab dan akibat tidak bersamaan. Setelah ada sebab, baru ada akibat.
Di dalam setiap proses akumulasi, ada pertambahan atau pengurangan. Dari satu jumlah atau intensitas tertentu, ke jumlah dan intensitas yang lain, ada selisih waktu alias penundaan.
Di dalam setiap ritme dan dinamika, selalu ada perbedaan keadaan. Satu keadaan tidak terjadi berbarengan dengan keadaan yang lain. Di tengahnya, ada selisih waktu alias penundaan.
Apa hubungannya dengan hukum korespondensi?
Apa yang Anda tanam, itulah yang akan Anda panen. Menanam nangka, akan berbuah nangka. Menanam padi, panen padi. Menabur benih pepaya, tak usah berharap panen ikan mujair. Itu namanya hukum tulalit alias jaka sembung. Jaka sembung makan bakso, nggak nyambung bro.
Jika Anda menanam kebaikan, maka Anda akan panen kebaikan. Jika Anda menanam dendam dan kesumat, panen Anda juga dendam kesumat.

Prinsip-prinsip Turunan
Apa yang Anda tanam, itulah yang Anda panen.
Anda menanam sekarang, panennya belum tentu besok. Mungkin bulan depan atau tahun depan. Inilah hukum penundaan alias "law of delay". Panen perlu waktu, itu sebabnya harus sabar dan punya stamina.
Anda menanam sebiji, bercabang 10, masing-masing cabang beranting 10, masing-masing ranting berdaun 10, di setiap ranting akan muncul buah 10, dan seterusnya. Anda menanam satu kebaikan, akan menjadi 7, kemudian 70, kemudian 700, dan seterusnya.
Untuk Angka persisnya, silahkan buka lagi kitab suci Anda. Dan jika Anda pemain Multi Level Marketing alias MLM, inilah MLM terbaik untuk Anda.
Kemudian, hasil panen Anda tergantung juga pada tanahnya. Tanah itu, adalah niat atau intention Anda. Hasil panen Anda tergantung pada niat. Jika niat Anda belum lurus, maka apapun hal baik yang Anda tanam, panennya pastilah buah yang buruk dan berulat.
Anda berbuat baik, karena apa?
Anda mencintai orang lain, apa alasannya?
Anda beramal dan beribadah, untuk apa dan siapa?
Untuk dipuji? Untuk dicintai? Untuk diridhai?
Anda bekerja, mencari uang, mencari kekayaan dan kedudukan, untuk apa? Apapun yang Anda panen, itu karena niat Anda. Jika Anda ingin kaya hanya karena sekedar ingin kaya, maka hanya kekayaanlah yang akan Anda dapat. Kebahagiaan? Nanti dulu.
Jika Anda mengejar-ngejar jabatan hanya karena ingin berkuasa, maka hanya kekuasaan dan jabatanlah yang akan Anda terima. Kehormatan? Belum tentu. Kecuali, Anda memang meniatkan sedari awalnya. Niat itu pun, selalu perlu dievaluasi dan dilurus-luruskan kembali.
Antara menanam dan panen, selalu ada delay atau penundaan waktu.
Masalahnya, selisih waktu itulah yang seringkali membuat kita lupa, tentang adanya keterkaitan dan hubungan antara menanam dan panennya.
Jika Anda secara sadar menanam bibit durian, kemudian secara sadar memupuk dan memeliharanya, maka dalam jangka waktu tertentu, akan secara sadar pula Anda memanen buahnya.
Di dalam keseharian Anda, ada puluhan atau bahkan ratusan keputusan, yang Anda ambil dan lakukan tanpa kesadaran penuh
Misalnya, saat Anda mengantri tiket bioskop dan seseorang menyerobot giliran Anda. Anda mungkin langsung marah, atau setidaknya mengatakan sesuatu yang "agak idih" di dalam hati Anda. Anda tidak berencana melakukannya, Anda juga tidak sepenuhnya menyadari sikap dan tindakan Anda.
Sesungguhnyalah, saat itu Anda sedang menanam benih kemarahan dan "ke-idih-an". Tunggu saja, saat seseorang akan marah kepada Anda, atau mengatakan kepada Anda, "Idih.." Anda akan kesulitan melihat bahwa itu sebenarnya memang panen Anda. Itu ada hubungannya. Pasti.
So, kesadaran dan kesabaran bisa sangat membantu Anda dalam hal ini. Sebab Anda, pasti ingin memanen buah yang baik saja. Dengan melatih kesabaran dan kesadaran alias awareness, Anda akan semakin jelas melihat hubungan antara menabur benih dan panennya.
Jika Anda menanam satu benih, panen Anda akan berlipat ganda. Lemparlah batu kecil ke tengah danau yang tenang. Anda akan melihat efek multiplier-nya. Begitu batu itu menyentuh air, akan tercipta lingkaran-lingkaran gelombang yang makin besar dan makin besar. Energi terbesarnya ada pada sentakan pertama, tapi ketahuilah bahwa daya jangkaunya makin luas ke segala arah.
Itu sebabnya Anda bisa dipersalahkan sampai tujuh turunan, hanya karena satu kali saja melakuka keburukan. Sebaliknya, satu saja kebaikan Anda lakukan, Energi positifnya akan menebar ke segala arah. Jika Anda membahagiakan satu orang, maka mungkin saja, Anda sebenarnya menabur bahagia ke seratus orang. Ini adalah "bisnis" dan "MLM" yang sangat menguntungkan. Tapi jika "bisnis" ini negatif, kerugiannya juga teramat besar.
Gunduli saja seratus hektar hutan di lereng gunung, dan lakukan tanpa bertanggung jawab. Mungkin, akan ada ribuan jiwa melayang karena banjir bandang. Anda mungkin kaya, tapi mungkin juga masuk penjara.
Berhentilah berkaca hanya untuk sekedar berkaca. Sembari menyisiri rambut Anda, lihatlah baik-baik ke dalamnya. Jika Anda melihat seseorang yang menyenangkan dan membahagiakan, maka bersyukurlah. Karena Anda pasti menyenangkan dan membahagiakan orang-orang di sekitar Anda.
Jika Anda melihat seseorang yang jutek dan tidak menyenangkan, Anda membuat tidak senang lebih dari satu orang. Yaitu, diri Anda sendiri dan siapapun orang yang bertemu dengan Anda. Anda harus mengubah sesuatu. Temukanlah, dan perbaikilah. Bukan hanya fisik Anda saja tapi terlebih lagi apa yang ada di dalam.
Jangan Anda musuhi dan hindari, siapapun yang Anda temui di dalam cermin. Bekerjasamalah dengannya. Jika Anda bisa dan senang melakukannya, maka Anda akan bisa dan senang bekerja sama dengan teman-teman dari orang yang di dalam cermin.
Siapapun Anda, profesi Anda yang sebenarnya adalah petani. Tidak lebih dan tidak kurang. Waspadai benihnya, perhatikan tanahnya.
Sumber : Anonim