Gadis Yang Cerdas
Udah lama gak nulis - nulis nih, gara - gara tadi habis sholat jumat
dapat bulletin jumat yang berisi cerita yang menarik jadi pengen
membaginya dengan kawan kawan sekali dan alhasil menulis deh jadinya
hehehehe.
Ok lah daripada kawan - kawan mendengarkan kata -
kata saya yang ngalor ngidul yang gak jelas lebih baik kawan - kawan
baca aca cerita di bawah ini, insya Allah menarik. selamat membaca...
Judul: Gadis Yang Cerdas
Oleh: Habiburrahman El Shirazy dalam Bulletin Jumat "IKHWAH RASUL"
Alkisah di negeri Arab...
Ada
seorang pemuda Arab yang tampan, shaleh dan sangat cerdas. Ia ingin
menikah dengan seorang gadis yang shalehah dan cerdas seperti dia. Maka
ia mengembara dari satu kabilah ke kabilah yang lain untuk mencari gadis
impiannya.
Suatu ketika ia berjalan menuju kabilah di
Yaman. Di jalan ia berjumpa dengan seorang lelaki. Akhirnya ia berjalan
bersama dengan lelaki itu. Pemuda itu menyapa...
"Hai Tuan, apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?"
spontan lelaki itu menjawab,
"Hai bodoh, kau ini bagaimana? Aku menunggang kuda dan kau juga menunggang kuda. Bagaimana kita bisa saling membawa?!"
Pemuda itu diam saja mendengar jawaban lelaki itu.
Keduanya
melanjutkan perjalanan. Lalu keduanya melewati sebuah kampung yang
dikelilingi perkebunan yang sudah tiba saat panennya. Pemuda itu
bertanya,
"Menurutmu buah - buahan itu sudah dimakan yang punya apa belum, ya?"
Seketika lelaki itu menjawab,
"Pertanyaanmu
itu aneh sekali! Kamu sendiri melihan dengan mata dan kepalamu buah -
buahan itu masih ada di pohonnya dan belum dipanen, kok kamu bertanya
sudah dimakan yang punya apa belum?"
Pemuda itu diam saja tidak menjawab perkataan lelaki itu
Keduanya melanjutkan perjalanan. Lalu bertemu dengan orang mengiring jenazah. Pemuda itu berkata,
"Menurutmu, yang diiringi dalam keranda itu masih hidup atau sudah mati, ya?"
Lelaki itu menjawab,
"Aku
semakin tidak paham denganmu. Aku tidak pernah menemukan pemuda yang
lebih bodoh darimu. Ya jelas jenazah itu mau dibawa ke kubur tentu ia
sudah mati"
Pemuda itu diam saja tidak menjawab sepatah katapun atas komentar lelaki itu.
Akhirnya
keduanya sampai di rumah lelaki itu. Lelaki itu mengajak pemuda itu
menginap di rumahnya. Ia merasa kasihan sebab pemuda itu terlihat sudah
letih sekali. Lelaki itu memiliki seorang anak gadis yang cantik sekali.
Begitu tahu ada seorang tamu menginap, anak gadisnya bertanya,
"Ayah siapa dia?"
"Dia itu pemuda paling bodoh yang pernah aku temukan."
Anak gadisnya itu malah penasaran. Ia mengejar dengan pertanyaan berikutnya,
"Bodoh bagaimana?"
Ayahnya
langsung menceritakan awal pertemuannya dengan pemuda itu dan segala
perkataan dan pertanyaannya. Mendengar cerita ayahnya itu, anak gadis
itu berkata,
"Ayah ini bagaimana? Dia itu tidak bodoh. Justru dia
itu sangat cerdas dan pandai. Kata - katanya mengandung makna tersirat.
Ketika ia mengatakan, 'Apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?',
sebenarnya maksudnya adalah "Apakah kita bisa saling berbincang -
bincang sehingga bisa membawa kita pada suasana yang lebih akrab?'. Dan
ketika mengatakan,'Buah - buahan itu sudah dimakan yang punya apa
belum?', Ia memaksudkan: 'Apakah pemiliknya sudah menjualnya sebelum
dipanen apa belum. Sebab jika telah menjualnya, pemiliknya tentu
menerima uangnya dan membelanjakannya untuk makan dia dan keluarganya.'
Kemudian ketika ia bertanya,'Apakah jenasah dalam keranda itu masih
hidup atau sudah mati?' Maksud dia: 'Apakah jenasah itu memiliki anak
yang bisa melanjutkan perjuangannya atau tidak?'
Setelah
mendengar apa yang dikatakan putrinya, lelaki itu keluar menemui pemuda
itu. Ia meminta maaf atas perkataannya yang membodoh - bodohkan pemuda
itu. Keduanya lalu berbincang - bincang. Lelaki itu berkata,
"Sekarang
aku baru tahu apa maksud pertanyaan - pertanyaanmu dalam perjalanan
tadi." Ia lalu menjelaskan seperti yang dikatakan putrinya. Mendengar
itu, sang pemuda bertanya,
"Saya yakin itu bukan lahir dari
pikiranmu sendiri dan bukan perkataanmu, demi Allah, katakanlah padaku
siapa yang mengatakannya?"
"Yang mengatakan adalah putriku." jawab lelaki itu.
Spontan pemuda itu berkata,"Apakah kau mau menikahkan aku dengan putrimu?"
"Ya."
Begitulah setelah melalui pengembaraan panjang akhirnya pemuda itu menemukan pendamping hidup yang diimpikannya.
Nah bagaimana ceritanya kawan?? Baguskan,
menurut kalian apa makna dari cerita tersebut?
Yang
jelas bukan ini," untuk mendapatkan pendamping hidup yang kita impikan,
yang cantik dan pandai, kita harus melakukan pengembaraan yang panjang"
Ya
klo dalam cerita memang pemuda itu mendapatkan pendamping hidup, nah
klo kawan - kawan gimana jadinya?? kalo kawan - kawan melakukan
pengembaraan bukannya dapat pendamping hidup (Kemungkinan kecil ada
hehehehe) malah bisa tekor, susah, bermasalah dan lain sebagainya.
Menurut
saya maknanya yaitu "Janganlah kita memandang orang lain dari tampilan
luarnya saja karena terkadang tampilan luar dapat menipu tampilan dalam
dari orang tersebut. Belum tentu apa yang kita pikirkan terhadap orang
lainnya itu merupakan kenyataan dari orang tersebut"
Sekian dulu ah, lain kali nulis lagi hehehehehe